BENTENG, Minggu 25 Juli berlangsung kegiatan Sosialisasi Sejarah Perjuangan Panglima Tengku Sulung dan Dialog sosial dan religi dengan tema Berbagai Dampak Dalam Era Digital dan Multimedia menghadirkan narasumber Dr. H.M Yusuf Daeng Malintak SH.MH.PhD selaku Anggota TIM Penulis sejarah Panglima Tengku Sulung, Dosen di Universitas Lancang Kuning, Lowyer dan sekaligus sebagai Putra Daerah. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tiga Season itu dihadiri Camat Sungai Batang, Kapolsek, Danramil, Kepala Puskesmas, KUA, Korwil Pendidikan, Lurah dan Kades, Tomas, Toga, RT, RW dan Masyrakat terkait. Camat Sungai Batang Hardiansyah, A. MP dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya kegiatan tersebut. “Terima kasih kepada Yusuf Daeng sebagai inisiator kegiatan atas pengorbanan waktu, tenaga dan materi yang kami tahu pasti bahwa bapak punya waktu yang terbatas dengan kegiatan yang tidak terbatas masih sempat dan menyempatkan diri untuk menginisiasi kegiatan ini.” Lebih lanjut beliau merasa terharu dan banga atas apa yang telah diperjuangkan Tim untuk menjadikan Panglima Tengku Sulung sebagai Pahlawan Nasional. Yusuf Daeng sapaan akrab beliau dalam pemaparannya mengatakan bahwa ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan, diantaranya pembangunan Monumen juang Tengku Sulung, Seminisasi Jalan Masuk ke Lokasi Benteng, Jembatan yang akan melintasi Sungai Sempi Kelurahan Benteng dan Benteng Utara dan pembangunan Mushalla. “dengan pembangunan monument akan menjadi tanda bagi terjadinya suatu peristiwa sejarah yang dianggap penting serta patut dikenang. Di samping itu juga sebagai tanda terima kasih atas jasa-jasa Tokoh Panglima Tengku Sulung terhadap daerah, bangsa dan negaranya. Banyak di antara generasi sekarang tidak memahami dan tidak pernah berusaha mengetahui latar belakang didirikannya monumen-monumen tersebut, pada hal dengan memahami monumen tersebut orang dapat memperoleh data dan informasi kesejarahan secara berangkai dari masa lampau sehingga dapat digali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya untuk kemudian dapat mewariskannya kepada generasi penerus, jelas beliau.
Disadur dari berbagai sumber, Panglima Besar Tengku Sulung lahir pada tahun
1798 di Lingga Kepulauan Riau dan wafat
di Benteng 30 Rabiul Awal 1275 H atau 7 November 1858 M di. Diangkat menjadi penguasa Reteh, Igal dan
Mandah pada 7 Januari 1842 berkedudukan
di Sungai Terap dan diagkat menjadi PANGLIMA BESAR Reteh pada 21 Januari 1856 oleh Sultan Mahmud
Muzafar Syah IV dengan pertimbangan Tengku Sulung setia kepada Sultan Mahmud
yang telah dimakzulkan oleh Belanda
dasar prinsif Tengku Sulung adalah “Raja Adil Raja Disembah Raja Lalim
Raja Disanggah”.
Tengku Sulung membangun benteng di Hulu Sungai Batang yakni pertemuan muara
Sungai Sampi dan Sungai Batang di areal tanah seluas 2 Ha, kemudian Menjadi
Desa Benteng ditempatkan 15 meriam berbagai kaliber dan dikubu pertahanan kecil
6 merian sekitar 3 Km kearah barat.
Pertempuran heroik pada 7 November 1858 meninggalkan luka dengan kematian 38
orang di Benteng Pertahanan dan 14 orang meninggal di Benteng Pertahanan Kecil. Dibawah cucuran hujan dan kilat sambar
menyambar gugur kusuma bangsa seorang
pahlawan dan pejuang penentang Kolonialisme Belanda.
Mayat Panglima Besar Tengku Sulung
di bawa Belanda ke Sungai Mulya tampa makam. Gugur bersama 113 syuhada lainnya. Sunggu tidak ada keraguan dalam
perjuangannya, jika belanda menganggapnya sebagai lanun karena beliau tidak mau
tunduk, bekerjasama bahkan membuat belanda merasa terganggu dan tidak aman.
Disesi berikutnya dilakukan kunjungan kelokasi benteng perjuangan Panglima Besar Tengku Sulung diawali dengang acara doa arwah oleh Sirajuddin, S.Ag, Ulasan singkat semangat juang Panglima Besar Tengku Sulung oleh Dr. H.M Yusuf Daeng Malintak SH.MH.PhD dan dilanjutkan peletakkan batu pertama yang dilakukan secara simbolis oleh semua tokoh. Diakhir kegiatan peletakan batu pertama pembangunan mushallah di Jalan Tengku Sulung Kelurahan Benteng. “Dengan dibangunnya icon-icon tersebut semoga bisa menjadi tujuan wisata religi Kecamatan Sungai Batang, negeri Bumi Tengku Sulung”. Pungkasnya. B~45~RI
0 Komentar